ANALISIS
FORMULA DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
Oleh
Jafar Lantowa
A.
Pendahuluan
Sastra populer
adalah sastra yang populer pada masanya dan banyak pembacanya,
khususnya pembaca di kalangan remaja. Sastra populer tidak
menampilkan permasalahan kehidupan secara intens. Sebab jika
demikian, sastra populer akan menjadi berat dan berubah menjadi
sastra serius (Nurgiantoro, 1998:18). Sebutan sastra populer mulai
merebak setelah tahun 70-an. Sering pula sastra yang terbit setelah
itu dan mempunyai fungsi hiburan belaka, walaupun bermutu kurang
baik, tetap dinamakan sebagai sastra populer atau sastra pop (Kayam,
1981: 82). Sastra populer adalah semacam sastra yang dikategorikan
sebagai sastra hiburan dan komersial. Kategori hiburan dan komersial
ini disangkutkan pada selera orang banyak.
Biasanya sastra
populer bersifat artifisial atau bersifat sementara, cepat
ketinggalan zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanya sekali
lagi. Oleh karena itu sastra populer cepat dilupakan pembacanya
apalagi dengan munculnya karya sesudahnya (Nurgiyantoro, 1998: 20).
Menurut Kayam (1981: 88) sastra populer adalah perekam kehidupan, dan
tidak banyak memperbincangkan kembali kehidupan dalam serba
kemungkinan. Ia menyajikan kembali rekaman-rekaman kehidupan itu
dengan harapan pembaca akan mengenal kembali pengalaman-pengalamannya
sehingga merasa terhibur karena seseorang telah menceritakan
pengalaman-pengalamannya itu. Sastra populer yang baik akan
mengundang pembaca untuk mengidentifikasikan dirinya.
Sastra populer lebih
mengejar selera pembaca komersial. Kategori sastra ini tidak akan
menceritakan sesuatu yang bersifat serius sebab akan mengurangi
jumlah penggemarnya. Sastra populer lebih mudah dibaca dan lebih
mudah dinikmati. Ia tidak berpretensi mengejar efek estetis,
melainkan memberikan hiburan langsung dari isinya. Isinya pun
tergolong ringan, tetapi masih aktual dan menarik. Contoh sastra
populer Indonesia misalnya, puisi-puisi remaja yang terbit di
majalah-majalah, cerpen percintaan remaja, novel Laskar Pelangi,
Ayat-ayat Cinta, ketika cinta bertasbih, cinta suci Zahrana dan lain
sebagainya.
Dalam hal ini,
penulis menganalisis sastra populer dari hasil karya Habiburrahman El
Shirazy khususnya novelnya yang berjudul Cinta Suci Zahrana. Sebelum
menguraikan novel ini, perlu dijelaskan sosok Habiburrahman El
Shirazy kaitannya dengan karya-karyanya yang sering disebut populer.
Kepopuleran Habiburrahman ditandai dengan karya-karya yang dapat
dinikmati pembaca karena mudah dipahami dan dapat memberikan manfaat
spiritual kepada pembaca. Karya sastra Habiburrahman dapat dikatakan
sastra populer islam karena mengandung nilai-nilai keislaman yang
kental. Beberapa
karya populernya
yang telah terbit antara lain, Ketika
Cinta Berbuah Surga
(MQS Publishing, 2005), Pudarnya
Pesona Cleopatra
(Republika, 2005), Ayat-Ayat
Cinta
(Republika-Basmala, 2004), Diatas
Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004),
Ketika Cinta Bertasbih (Republika-Basmala,
2007),
Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala,
2007) dan Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007). Kini sedang
merampungkan
Langit Makkah Berwarna Merah,
Bidadari Bermata Bening,
Bulan Madu di Yerussalem,
dan
Dari
Sujud ke Sujud (kelanjutan
dari Ketika
Cinta Bertasbih).
Pada dasarnya,
sastra popular Islami mampu menangkap kegelisahan zaman. Jika sastra
berbicara mengenai representasi yang melihat segmentasi pembaca dan
pembaca pun merasa terepresentasikan melalui karya, saya rasa tidak
salah, sastra popular Islami menjadi sangat booming. Dalam keberadaan
Indonesia yang mayoritas muslim, hal ini tentu tidak menjadi soal.
Buktinya, Ayat-Ayat Cinta menjadi salah satu novel dengan penjualan
terbanyak selain Laskar Pelangi, dan juga telah berkali-kali cetak
ulang. Bahkan, banyak karya lain yang ikut meniru Ayat-Ayat Cinta
atau Laskar Pelangi, mulai dari cerita hingga cover bukunya.
Lain daripada itu,
jika kita berbicara mengenai karya sastra, pada dasarnya setiap karya
sastra mengandung ideologi yang ditawarkan kepada khalayak
pembacanya. Booming Ayat-Ayat Cinta bisa saja mejadi sebuah
penyebaran ideologi baru, bahwa dalam karya kita tidak harus
malu-malu menyampaikan dakwah melalui karya semisal sastra.
Segmentasinya yang lebih memilih “popular” dibandingkan dengan
“serius” juga bisa menjadi salah satu bukti bahwa inilah
satu-satunya cara agar dapat diterima oleh masyarakat luas, dan
sangat mungkin juga berkaitan dengan prinsip-prinsip industrialisasi.
Setelah populernya ayat-ayat cinta, maka muncul lagi karyanya yakni
ketika cinta bertasbih, yang disambut baik oleh kebanyakan masyarakat
Indonesia. Akhirnya novel ini pun di filmkan karena minat masyarakat
dalam mengapresiasi novel tersebut yang dilihat dari penjualan
novelnya yang cepat laku di pasaran.
Salah satu karyanya
yang populer sekarang adalah novel Cinta Suci Zahrana. Novel tersebut
telah dibedah oleh beberapa aktivis mahasiswa di beberapa universitas
yang ada di Indonesia. Salah satunya mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Ini menandakan bahwa novel tersebut, banyak
diminati oleh kalangan mahasiswa karena ceritanya yang sangat menarik
dan menyentuh hati ketika membacanya. Dalam bukunya, tercantum bahwa
rencananya novel ini akan difilmkan dan ditayangkan di bioskop
tanggal 22 Desember tahun 2011. Novel ini terjual hampir di seluruh
Indonesia serta disambut oleh seluruh masyarakat karena ceritanya
menarik sesuai harapan masyarakat. Ketertarikan masyarakat yakni
adanya pesan atau amanat yang menegaskan bahwa pentingnya menuntut
ilmu setinggi langit serta memilih pasangan hidup yang berakhlak
mulia sehingga dapat membahagiakan rumah tangga. Kepopuleran dalam
novel ini terlihat adanya tanggapan positif dari masyarakat pembaca
dalam menyambut novel tersebut sehingga pengarang berantusias untuk
memfilmkan novel tersebut.
Adapun dalam makalah
ini, penulis menganalisis novel Cinta Suci Zahrana menggunakan
pendekatan tekstual yang memanfaatkan teori formula. Teori formula
melihat unsur-unsur yang membangun dalam novel populer. Dalam hal ini
penulis menganalisis cerita yang dituangkan dalam novel ini serta
menguraikan sedikit kepopuleran dari novel ini. Adi (2011:228)
menjelaskan bahwa pendekatan yang umum dilakukan dalam meneliti fiksi
populer yang berhubungan dengan faktor kesejarahan adalah pendekatan
yang pada dasarnya meneliti keberlangsungan, pengulangan, duplikasi
dan imitasi dari suatu bentuk dan unsure-unsur fiksi populer.; dengan
demikian dapat diidentifikasikan unsur-unsur yang membuat kepopuleran
jenis fiksi populer. Pendekatan ini berdasar pada teori-teori formula
dan genre. Secara sederhana, metode dengan pendekatan genre ini
dilakukan dengan membandingkan fiksi-fiksi lain yang serupa dan
dilihat kesamaannya serta menghubungkannya dengan budaya sehingga
terjawablah pertanyaan tentang mengapa suatu genre populer.
Adi (2011:209)
menjelaskan bahwa penelitian genre fiksi populer juga dilakukan
dengan melihat unsur-unsur atau elemen suatu fiksi populer. Akan
tetapi, berbeda dengan unsur-unsur karya sastra, unsur-unsur dalam
konteks fiksi populer disebut formula. Jadi, dapat dikatakan secara
umum, formula dapat disamakan dengan unsur. Di samping formula, unsur
lain yang penting dalam fiksi populer adalah arketipe. Arketipe
merupakan unsure-unsur yang dapat dikatakan universal. Menurut
Cawelti, (dalam Adi, 2011:211) formula dan arketipe berbeda.
Arketipe adalah pola cerita yang tidak dibatasi oleh kebudayaamn
tertentu maupun oleh waktu, sedangkan formula didefinisikan sebagai
kombinasi konvensi budaya yang spesifik antara satu budaya dengan
budaya lainnya. Namun, dalam analisis ini penulis hanya memfokuskan
pada teori formula dalam menganalisis novel Cinta Suci Zahrana karya
Habiburrahman El Shirazy.
B.
pembahasan
1.
Analisis Formula Novel Cinta Suci Zahrana
Sinopsis Cerita
Cinta
Suci Zahrana menceritakan seorang tokoh heroin yakni Zahrana yang
memiliki keinginan untuk berjuang dalam menuntut ilmu sampai ke
jenjang S3 di luar negeri yakni di Cina. Dengan kegigihannya dalam
berjuang melupakan dia dalam membangun rumah tangga. Namun, orang tua
dan temannya menyadarkan dia untuk menikah sebelum melanjutkan studi
S3-nya. Ia pun tersadar dengan sendirinya dan mengubah pendiriannya
untuk mengikuti nasehat dari orang tua dan temannya. Ia mengubah
untuk membangun rumah tangga sebelum melanjutkan studinya. Namun,
setelah ia menikah, ia tetap bertekad untuk melanjutkan studinya di
luar negeri seperti yang dicita-citakan.
Zahrana akhirnya
memutuskan untuk memilih suami yang berakhlak mulia untuk dijadikan
imam bagi anak-anaknya. Dengan pilihannya tersebut, ia menolak
beberapa lamaran bahkan lamaran Pak Sukarman yang merupakan dekannya
yang sangat ia hormati pun ditolak karena akhlaknya yang kurang baik
di mata Zahrana. Meskpun di umur yang sudah tua yakni 34 tahun, ia
tidak perduli, yang penting baginya adalah impiannya untuk menikah
dengan suami yang dapat dijadikan imam bagi rumah tangganya. Hal ini
dilakukan karena Zahrana ingin rumah tangganya bahagia dan memiliki
anak-anak yang saleh.
Kekuatan
niatnya akhirnya membuahkan hasil yang ia harapkan. Ia akhirnya
menikah dengan mahasiswanya Hasan. Hasan terkenal dengan watak yang
seperti ia harapkan. Setelha pernikahannya dengan Hasan akhirnya ia
melanjutkan studinya di Cina dengan biaya beasiswa yang dijanjikan
salah seorang dosen yang ada di universitas tempat Zahrana studi.
Akhirnya kebahagiaanlah yang dialami oleh tokoh heroin yakni Zahrana.
Kebahagiaan karena impiannya tercapai yakni menikah dengan suami yang
berakhlak mulia dan dapat melanjutkan perjuangannya untuk menuntut
ilmu di luar negeri dengan biaya beasiswa.
Dari
sinopisis di atas, maka penulis memiliki gambaran sedikit dengan
kepopuleran cerita dalam novel ini, yakni alurnya menarik dan
diakhiri dengan happy
ending.
Happy
ending
di sini dapat dilihat dari tokoh heroinnya yang dapat mewujudkan
impiannya sehingga kebhagiaanlah yang ia rasakan. Kemudian cerita ini
juga mudah dipahami, dan sesuai dengan formula dalam sastra populer.
Untuk lebih jelasnya mengenai formula dalam novel tersebut, maka
penulis akan menguraikan analisis novel tesebut dengan menggunakan
teori formula. Di lihat dari genrenya cerita di atas tampak memiliki
genre religius pada umumnya, dan genre romance pada khususnya.
Agar
lebih jelas dari uraian di atas, maka penulis menguraikan analisis
mengenai cerita tersebut dengan menggunakan teori formula yang
melihat novel populer dari unsur-unsurnya.
- Plot
Adi (2011:38)
mengemukakan bahwa Plot cerita suatu novel, baik dalam haigh
literature
maupun populer
literature,
dimulai dengan perkenalan keadaan, perkembangan, dan penutup, atau
dimulai dengan eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, dan penutup.
Dalam hal ini, jalan cerita merupakan unsur yang sangat menonjol
dalam sebuah novel, dimulai dengan menceritakan suatu keadaan,
kemudian keadaan tersebut mengalami perkembangan, dan akhirnya cerita
ditutup dengan sebuah penyelesaian. Sedangkan plot cerita berupa
alasan yang menyebabkan terjadinya perkembangan tersebut.,
Yang sering menjadi
cirri novel populer adalah akhir cerita. Berbeda dengan novel
adiluhung, cerita biasanya diakhiri dengan happy
ending
atau berkahir dengan kemenangan tokoh utamadan berakhir dengan
kebahagiaan. Karena pada dasarnya novel populer adalah hiburan,
ceritanya haruslah memenuhi keinginan pembaca dan happy
ending
memenuhi keinginan tersebut. (Adi, 2011:38).
Dalam novel Cinta
Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy, dapat disusun plot
sebagai berikut.
- Diawali dengan tokoh heroin dalam hal ini Zahrana yang merasakan kebahagiaan yang tidak sempurna terhadap prestasi yang diraihnya. Disebabkan teringat oleh orang tuanya yang tidak merespon baik penghargaan yang diraihnya, pada tujuannya adalah untuk membahagiakan orang tuanya.
Hal tersebut tampak
pada kutipan berikut.
“Wajah ayah dan
ibunya yang dinginlah yang membuat rasa bahagianya tidak sempurna,
bahkan rasa bahagia itu nyaris seketika. Ia bertanya-tanya dalam
hati, bukankah ia bersusah payah dan berjuang keras mengukir prestasi
selama ini untuk membahagiakan kedua orang tuanya.?sebagai anak
semata wayang ia tidak mau dimanjakan. Ia belajar keras dan bekerja
tiada henti siang dan malam demi mengangkat derajat kedua orang
tuanya (El Shirazy, 2011: 2).
- Tokoh heroin, ingin memfokuskan dirinya ke studi, dan belum memikirkan masalah pernikahan. Hal ini tampak pada kutipan berikut.
“Ia tersenyum pada
sahabatnya itu dan mengatakan belum ingin menikah, ia ingin
menyelesaikan kuliah” (El Shirazy: 2011:23).
- Tokoh heroin mendapat serangan batin dari orang tua dan sahabatnya. Orang tua dan temannya sangat menginginkn Zahrana untuk mementingkan membangun rumah tangga dibandingkan dengan melanjutkan studinya. Hal ini tampak pada kutipan berikut.
“Jadi selain ayah
dan ibunya, sebenarnya banyak dari teman-temannya yang mengingatkan
untuk menikah tetapi ia entah kenapa lebih memilih berasyik masyuk
dengan buku dan perpustakaan” (El Shirazy, 2011:26).
Tahap keempat, tokoh
Zahrana mulai menyadari diri, dengan harapan orang tuanya yang
menginginkan dia untuk segera menikah. Hal ini tampak pada kutipan
berikut.
“Zahrana, ayah dan
ibumu saat ini tidak memerlukan lagi penghargaan-penghargaan ilmiah
itu. Yang mereka inginkan darimu adalah kamu segera berumah tangga,
lalu member mereka cucu. (El Shirazy, 2011: 27).
- Kesadaran tokoh heroin atau Zahrana untuk membangun rumah tangga. Namun, Zahrana hanya ingin menikah dengan calon suami yang berakhlak mulia. Ia tidak ingin menikah denga lelaki yang berakhlak buruk, sehingga kebahagiaannya berumah tangga tidak akan diperolehnya.
“Saya
tidak menunggu yang bagaimana-bagaimana Bu. Saya menunggu lelaki
saleh yang pas di hati saya. Itu saja.” Jawab Zahrana.(El Shirazy,
2011: 196).
- Zahrana mengalami konflik berupa teror dari tokoh Sukarman, seorang dekan yang ditolak lamarannya oleh Zahrana. Teror tersebut berupa kata-kata pedas yang dikirimkan Pak Sukarman kepada Zahrana. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.
”Sedang
apa perawan tua?”
”Ternyata
jadi perawan itu indah”
”Jangan-jangan
jilbabmu itu kedok untuk menutupi daging
Tuamu
yang sudah busuk di kerubung lalat”.
Zahrana
tersentak dan geram. Sebuah teror. Teror paling primitif, dengan
kata-kata yang merendahkan dan menyakitkan. Ia periksa nomornya.
Nomor yang tidak ia kenal. Ia nyaris membalas SMS itu dengan
kata-kata yang sama pedasnya. Tapi ia urungkan. Ia sudah bisa menduga
kira-kira dan mana sms itu berasal. Akhirnya ia memilih diam. Dan
tanpa pernh menganggap sms itu ada. Ia merasa diam adalah senjata
paling ampuh (El Shirazy, 2011:223).
- Zahrana berusaha untuk menemukan cinta sucinya dengan meminta bantuan kepada sahabat dan kiyai yang ada di pesantren.
”Baiklah
ayah, tak kurang ikhtiar saya. Untuk menemukan yang saya idamkan
baiklah saya akan sowan ke tempat Bu Nyai dan Pak Kiai
secepatnya.”Jawab Zahrana sambil mengusap air matanya (El Shirazy,
2011:229).
- Zahrana menemukan lelaki yang ia idamkan melalui Pak Kiai, yakni Rahmad.
Rahmad
lelaki saleh yang sesuai dengan kriterianya dalam memilih suami.
- Zahrana mengalami konflik, dengan meninggalnya calon suaminya yakni
Rahmad,
sebelum pelaksanaan pernikahan dimulai. Zahrana meyakni bahwa
kematian suaminya disebabkan oleh Pak Sukarmnan yang berencana untuk
membatalkan pernikahannya.
- Zahrana menghadapinya dengan sabar, dan menyerahkan semua musibah yang
dialami
kepada Allah SWT.
- Zahrana membaca sebuah koran, tentang penangkapan Pak Sukarman karena
melakukan
perbuatan susila terhadap; mahasiswanya.
- Zahrana merasakan kebahagiaan, karena baginya Allah yang telah membalas
perbuatan
buruk Pak Sukarman kepadanya.
- Zahrana mendapat lamaran lagi dari Hasan, yang pernah menjadi mahasiswanya.
- Zahrana menerima lamaran Hasan, karena bagi Zahrana Hasan adalah lelaki
- yang saleh, cerdas, yang sesuai dengan idamannya.
- Penutup cerita, berakhir dengan penyelesaian happy ending, yakni seorang tokoh utama Zahtrana mengalami kebahagiaan karena impiannya untuk menikah dengan lelaki saleh tercapai. Tidak hanya itu, Zahrana juga berbahagia karena setelah menikah, suaminya mengijinkan Zahrana untuk tetap melanjutkan S3-nya di Cina. Akhirnya Zahrana bersama Hasan pun pindah ke Negeri Cina untuk belajar. Hasan melanjtukan S2, dan Zahrana melanjutkan S3. Mereka sama-sama hidup berbahagia dengan penuh cinta. Itulah cinta suci Zahrana yang tergambar dalam novel ini.
- Tema
Adi (2011, 45)
mengemukakan tema dalam fiksi populer yang lebih sederhana biasanya
dapat dengan mudah diketahui oleh pembacanya. Bahkan pembaca fiksi
populer dapat segera tahu tema cerita dari judul, gambar sampul, atau
penerbitnya dan tidak harus dicari-cari dalam proses pembacaan.
Berkaitan dengan
uraian tersebut, tema dalam novel Cinta Suci Zahrana dapat ditemukan
melalui judulnya yakni kesucian cinta Zahrana yang dapat digambarkan
melalui perjuangan seorang wanita dalam memilih pasangan hidupnya
sesuai dengan idamannya, yakni yang tampan, saleh, cerdas, dan dapat
dijadikan imam bagi rumah tangganya demi kebahagiaan dalam menempuh
hidup berumah tangga.
Seperti yang
dikatakan oleh Adi (2011:46) bahwa cerita romance biasanya mengambil
nilai-nilai kesetiaan pria, perjuangan seorang istri, atau
keberhasilan wanita dalam memperoleh pasangan yang tampan, baik hati,
lembut, dan sebagainya. Pemilihan nilai-nilai yang dijadikan dasar
pembuatan tema tersebut karena diasumsikan bahwa nilai tersebutlah
yang menjadi keinginan segmen pembacanya. Terbukti pada penulis,
penulis memiliki keinginan yang kuat terhadap apa yang dituangkan
dalam cerita ini karena mengandung nilai-nilai yang mirip atau sesuai
dengan impian penulis.
- Penokohan
Adi, (2011: 46, 47,
dan 48) mengemukakan bahwa kehadiran tokoh cerita, baik tokoh utama
maupun tokoh pendukung selalu ada di semua novel, apakah novel
tersebut novel populer atau adiluhung. Perbedaannya, dalam novel
adiluhung, tokoh yang dihadirkan di dalam cerita sangat sedikit,
sedangkan dalam novel populer para tokohnya hadir dalam jumlah yang
lebih banyak. karakter dalam novel populer harus berpikir dan
bertindak seperti layaknya manusia dalam dunia nyata. Dan juga
penokohan dalam fiksi populer sangat tergantung pada segmen
pembacanya dan segmen pembaca ini dipengaruhi oleh atau mempengaruhi
genre fiksi populer, artinya fiksi populer ditujukan bagi pembaca
yang menjadi sasaran dalam menentukan penokohannya.
Berdasarkan uraian
tersebut, dapat kita lihat pada novel Cinta Suci Zahrana karya
Habiburrahman El Shirazy yang memeiliki tokoh yang cukup banyak.
Tokoh-tokoh teresebut adalah, Zahrana, kedua orang tua Zahrana (Ibu
Nuriyah, dan Pak Munajat), Sahabat Zahrana (Lina dan Wati),
rekan-rekan dosen (Ibu Merlin, Pak Solihin), Mahasiswanya (Hasan,
Nina), Ibunya Hasan (dr. Zulaikha), Lelaki yang melamarnya (Pak
Gugun, Pak Sukarman, Pak Didik, Rahmad, Hasan). Pak Kiai dan Bu Nyai.
Santri, rekan-rekan dosenya di Beijing Vincent Lung, Lilian, dan
rector serta rekan-rekan lainnya.
Novel ini juga
menyajikan kejadian dan karakter manusia sesuai dengan alam yang
nyata, Yakni kesungguhan seorang dalam menmepuh keinginanya yang
tampak baik dari tokoh utama maupun tokoh bawahan atau pembantu.
Novel ini
menunujukkan segmen pembaca yang begitu banyak terutama kaum
perempuan yang mendambakan lelaki yang saleh demi kebahagiaan rumah
tangganya. Meskpun, lebih banyak diminati oleh pembaca perempuan, tak
dapat dipungkiri juga segmen pembaca ada dari kaum adam atau
laki-laki yang ingin memilih pasangan hidupnya sesuai keingiannya
yakni perempuan yang salehah dan penuntun anak-anaknya kelak.
- Latar atau Setting
Adi, (2011, 49)
mengemukakan latar dalam novel populer dapat dipakai sebagai alat
menarik perhatian pembaca atau penonton. Latar dapat juga menentukan
jenis cerita itu sendiri.
Menurut Krakauer dan
Bazin (dalam Adi, 2011: 51) hal terpenting adalah cara membuat suatu
representasi rekaan serealistis-realitisnya. Hal ini disebabkan
adanya kekuatan penalaran yang dimiliki oleh penikmat fiksi populer.
Dalam menilai suatu adegan realistis atau tidak dengan cara
membandingkannya dengan realitas di dunia nyata. Jadi, hokum logika
sangat penting dalam pembuatan atau penulisan fiksi populer.
Adapun dalam novel
Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy memiliki latar
tempat di Semarang, UNDIP, Yogyakarta, UGM, Bandung, ITB, China
(Beijing), Pesantren, dan di Masjid. Dalam fiksi populer, latar
tersebut tampak realitas dan sesuai dengan unsure ceritanya yang
membangun cerita mengenai tema yang diangkat.
- Suasana
Adi, (2011:52)
mengemukakan bahwa dalam cerita-cerita populer di Indonesia, terdapat
gaya pengarang yang menggurui, penuh nasihat, dan bahasanya kebapakan
sehingga suasana ceritanya mengandung hal-hal yang teratur serta
tokoh-tokohnya digambarkan selalu baik, dan sebagainya.Berbeda dengan
fiksi populer Amerika yang cenderung menghindari kesan menggurui.
Dari perbedaan inilah sering kita mendengar orang mengatakan bahwa
cerita-cerita populer di Indonesia lebih muda ditebak. Hal ini
disebabkan kesan menggurui ini mengarahkan akan dibawa ke mana
pembaca dan penonton di akhir cerita.
Dalam novel Cinta
Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy, tampak suasana cerita
mendukung tema yang disajikan pengarang. Suasana yang religius yang
ditampilkan oleh tokoh utam Zahrana. Suasana penuh semangat dalam
mewujudkan impiannya dalam memilih jodoh, serta ketenangannya dalam
melawan musibah yang menimpahnya. Dalam hal ini, dalam cerita ini
juga tampak kesan dari pengarang yang menggurui atau memberikan
nasehat kepada pembaca agar bersungguh-sungguhlah dalam usaha demi
kebaikan, karena dengan kesungguha tersbut akan mewujudkan apa yang
menjadi impian kita, serta pengarang menganjurkan agar masyarakat
dapat memilih pasangan untuk hidup berumah tangga dengan mengutakan
akhlak dibandingkan yang lainnya, karena itulah kunci kabahagiaan
rumah tangga.
Bagi
penulis cerita ini suasananya mudah ditebak, karena pembaca telah
mengenai alur dari cerita ini dan apa yang menjadi akhir dari
penyajian cerita dalam novel ini. Inilah yang menjadi dasar, novel
Cinta Suci Zahrana dikatakan populer.
C.
Penutup
Dalam
fiksi populer khususnya novel lebih memprioritaskan kedudukan novel
dalam kaitannya dengan segmentasi pembacanya. Hal ini yang mendukung
novel dikatakan populer. Novel populer adalah novel yang mudah
dipahami oleh pembaca dan bersifat menghibur serta berakhir dengan
happy ending.
Dalam
novel Cinta Suci Zahrana mengandungb alur yang menarik diawali dengan
gambaran suasana tokoh Zahrana, konflik yang menimpanya, cara
menyelesaikan knflik tersebut dan akhirnya sampai pada penyelesaian
yakni kebahagiaan Zahrana sebagai tokoh utama dalam mewujudkan
impiannya untuk menikah dengan lelaki tampan, baik, saleh, cerdas,
dan dapat dijadikan imam bagi rumah tangganya. Tema dalam novel ini
mudah ditemukan melalui judulnya serta sampul covernya yang
menunjukkan kesucian cinta Zahrana dalam menentukan pasangan
hidupnya. Suasana dalam novel ini mendukung cerita serta begitu juga
latar yang senagaja disajikan pengarang dsecara nyata agar mudah
dipahami oleh pembaca serta pembaca dapat memvisualisasikan apa yang
ia baca dalam novel tersebut. Tokoh dalam novel ini disajikan begitu
banyak serta menunjukkan karakter yang sesuai dengan suasana cerita
yang ditampilkan pengarang.
Dengan
menganalisis formula atau unsur-unsur cerita dalam novel ini, maka
akan tampak kepopuleran novel ini dilihat dari cerita yang disuguhkan
oleh pengarangnya. Sehingganya apa yang dituangkan dalam novel ini
semakin meyakinkan bahwa novel ini termasuk dalam novel populer yang
memiliki genre religius pada umumnya, dan genre romance pada
khususnya. Dikatakan genre religius karena formula ceritanya
mengandung unsur-unsur nasehat yang disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca. Nasehat tersebut berupa anjuran memilih pasangan yang
berakhlak mulia dalam berumah tangga, dan genre romance tampak dalam
formula cerita yang mengandung unsur perjuangan seorang tokoh wanita
yakni Zahrana dalam memilih suami yang sesuai dengan idamannya yakni
yang tampan, baik, cerdas serta berakhlak mulia.
Daftar
Pustaka
Adi,
Ida Rochani. 2011. Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian.
Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
Kayam,
Umar. 1981. Seni,
Tradisi, Masyarakat.
Jakarta: Sinar Harapan.
Nurgiyantoro,
Burhan. 1998. Teori
Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Stanton,
Robert. 2007. Teori
Fiksi Robert Stanton.
Diterjemahkan oleh
Sugihartuti dan
Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Penjelasannya terlalu panjang http://www.izzulhaq.my.id
BalasHapussangat bermanfaat
BalasHapus